BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa
protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan
zoon artinya hewan. Jadi,Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan
kelompok lain protista eukariotik. Umumnya
dalam satu sel terdapat satu inti,
tetapi dari beberapa spesies secara generative berkunjugasi karena individu
jantan dan betina belum jelas perbedaannya. Sesuai dengan sifat sel binatang,
umumnya protozoa berdinding selaput plasma tipis. Bentuk tubuh protozoa selalu
berubah-ubah ada juga yang tetap bentuk bola atau panjang dengan atau tidak
dengan suatu flagel atau silia.
Protozoa
hidup pada habitat yang memungkinkan hewan itu hidup, dan hubungan hewan itu
dengan alam sekitarnya. Protozoa secara mutlak memerlukan lingkungan basah,
misalnya dalam air baik air tawar maupun air bergaram atau dalam tanah yang
basah sampai kedalaman kurang lebih 20 cm, dalam tubuh manusia atau hewan
tingkat tinggi lainya yang bercairan, atau diemua tempat dimana saja, bila keadaan
menjadi kering, maka ia akan membentuk cyste
(kristal).
Protozoa
yang berflagel mengandung khlorophil dapat memfiksasi dan menyimpan energy dari
matahari dalam bentuk bahan makanan. Namun, sebagian besar protozoa merupakan
konsumen bahan makanan dari makhluk lain, baik sebagai konsumen primer maupun
konsumen sekunder pada hewan herbivore atau karnivora. Protozoa yang hidup
bebas dalam air sebagian akan membentuk plankton (phytoplankton) misalnya
phitomastigophorea.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah Protozoa itu ?
2.
Adakah peranan Protozoa bagi kehidupan
manusia ?
C. Tujuan
1. Mengetahui
hal-hal mengenai Protozoa.
2. Mengetahui
peranan protozoa bagi kehidupan manusia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Protozoa
merupakan sekelompok makhluk yang bersel tunggal, yang heterogen, meliputi
kurang dari 50.000 species. Ribuan species telah berhasil dideskripsikan
sebagai makhluk yang hidup dan sebagian lainnya hidup secara parasit pada hewan
lain, terutama hewan tinngkat tinggi. Jumlah hewan protozoa dalam suatu tempat
sering sangat menakjubkan, misalnya dalam suatu kolam dapat mencapai jutaan
hewan, bahkan milyaran.
Protozoa
hidup pada semua habitat yang memungkinkan hewan ini untuk hidup, dan hubungan
hewan itu dengan alam sekitarnya. Protozoa secara mutlak memerlukan lingkungan
yang basah, misalnya dalam air, baik air tawar maupun air bergaram atau dalam
tanah yang kedalamannnya mencapai kurang lebih 20 cm, dalam tubuh manusia atau
hewan tingkat tinggi lainnya yang bercairan, atau disemua tempat di mana saja.
Tiap-tiap spesies mempunyai peranan dalam struktur trophik (makanan), atau
siklus energy. Beberapa protozoa berflagella yang mengandung khlorophil dapat
memfiksasi dan menyimpan energy dari matahari dalam bentuk bahan makanan.
Tetapi sebagian besar protozoa adalah konsumen bahan makanan dari makhluk
lain, baik sebagai konsumen primer
maupun konsumen sekunder pada hewan herbivore atau karnivora. Protozoa yang
hidup bebas dalam air sebagian akan membentuk plankton (Phytoplankton) misalnya
phitomastighore.
Ratusan
spesies Protozoa tanah telah dicatat dan sebagian besar berupa Flagellate
kecil, Amoeba bercangkang, Amoeba tanpa cangkang dan Ciliate. Beberapa genera
dari Flagellate yang umum adalah: Cercomonas,
Oikomonas, Heteromita dan Sporomonas,
sedang dari Sarcodina adalah: Naegleria,
Hartmanella, Amoeba dan Diffugia;
dan dari Ciliate adalah: Enchelys,
Colpidium, Colpoda dan Gonostonum.
Jumlah Protozoa yang terdapat dalam suatu daerah pada kedalaman tanah
tergantung materi organic yang ada. Culter melaporkan 10 contoh tanah dari 5
plot tanah yang berkali-kali diulang selama 1 tahun diketemukan 1960 Amoeba,
7460 Flagellata dan 15 Ciliata tiap gram tanah.
Protozoa
umumnya mempunyai bentuk yang bermacam-macam, ada yang tidak tetap dan ada yang
tetap. Yang terakhir itu disebabkan telah memiliki pelliculus (kulit) dan
beberapa mempunyai cangkang kapur, berflagella, bersilia dan berspora.
BAB
III
PEMBAHASAN
I. Pengertian
Protozoa
Protozoa
termasuk mikrorganisme uniseluler eukariotik,
besarnya antara 3 mikron sampai
100 mikron. Pada umumnya protozoa bersel satu terhadap satu inti, tetapi dari
beberapa spesies secara generative berkonjungsi karena individu jantan dan
betina belum jelas perbedaannya. Sesuai dengan sifat sel binatang, umumnya
Protozoa berdinding selaput plasma tipis. Bentuk tubuh Protozoa ada yang selalu
berubah-ubah ada juga yang tetap bentuk bola atau bulat panjang dengan atau
tidak dengan suatu flagel atau silia.
Protozoa
mempunyai bagian ektoplasma (bagian luar) yang dapat menghasilkan dinding sl
berupa pedicula (selaput sel), endoplasma (bagian dalam) yang merupakan tempat
organela-organela sel, diantaranya sitoplasma, nucleus, vakuola dan
mitochondria.
Sitoplasma
Protozoa sebagian besar tidak berwarna, tetapi beberapa spesies kecil, misalnya
Stentor coereleus berwarna biru, dan Blepharusma lateritia berwarna merah
atau merah muda. Dua bagian sitoplasma biasanya dibedakan atas bagian pinggiran
yang disebut Ectoplasma dan bagian
sentral yang lebih padat dan bergranula disebut Endoplasma.
Nucleus
Protozoa umumnya hanya sebuah, tetapi ada juga yang lebih, misalnya Arcella vulgaris atau Opalina ranarum. Ciliat secara umum
mempnyai dua tipe nukleid dan cirri nucleus umumnya bulat, tetapi ada juga yang
oval, misalnya pada Paramaecium.
Mitochondria
terdapat dalam Protozoa pada bagian yang melakukan pernapasan secara aerobic.
Pada sebagian besar mitochondria mempunyai tubulus pada bagian dalamnya.
Mitochondria erat hubungannya dengan penggunnaan energy untuk alat gerak
vakuola kontraktil.
Pada
umumnya Protozoa paling sedikit terbungkus oleh membrane yang mempunyai sedikit
granula seluas permukaannya. Membrane memegang peranan dalam system
pengangkutan enzim sehingga menimbulkan metabolism yang efisien. Pada sebagaian
besar species membrane itu telah dilapisi oleh lapisan lain, sehingga terbentuk
kulit (pellicius) yang tegar, sehingga Protozoa yang bersangkutan mempunyai
bentuk tetap.
1.
Klasifikasi Protozoa
Protozoa
diklasifikasikan berdasarkan alat geraknya menjadi empat kelas, yaitu:
a.
Kelas Rhizopoda / Sarcodina
(Rhiza=akar,
pous=kaki, sarcodes=gumpalan, sarx daging)
Protoplasma
Rhizopoda dapat menjadi kaki semu (pseudopodia; pseudo=semu, pous=kaki) untuk
bergerak dengan gerakan amoeboid. Hidup di air tawar , di laut dan parasit pada
binatang lain / manusia.berkembang biak secara vegetative dengan membelah diri.
Gambar : struktur sel Amoeba proteus
Amoeba proteus
merupakan hewan bersel tunggal dengan ukuran panjang 0.25 mm, transparan, tidak
dapat dilihat dengn mata telanjang, tetapi harus menggunakan mikroskop, tidak mempunyai bentuk
tertentu, tampak putih kebiru-biruan.
Amoeba proteus
terdapat dalam air tawar baik pada air yang menggenang maupun yang mengalir. Tubuh
Amoeba dibedakan atas dua bagian
sitoplasma yaitu Ectoplasma, yang
terletak sebelah luar tampak bening bila dibandingkan dengan pusat yang lebih
keruh dan bergranula yang disebut Endoplasma.
Sebuah kantung yang bulat tampak dekat akhir tubuh yang tampak lenyap secara periodic
dan disebut vakuola kontraktil.
Ditengah
Endoplasma tampak nucleus dan satu
atau lebih kantung yang disebut vakuola makanan. Vakuola kontraktil berfungsi menampung zat sisa hasil metabolism
yang tidak berguna dibuang melalui permukaan membrane tubuh, sedang vakuola makanan berfungsi mencerna
makanan yang telah berada didalam dan dengan enzim makanan itu menjadi
bagian-bagian yang sederhana yang selanjutnya diedarkan keseluruh tubuh.
Amoeba proteus
mempunyai rongga berdenyut yang berfungsi sebagai alat pengeluaran cairan
supaya nilai osmosis isi sel terpelihara (gel berkadar air rendah, sol berkadar
air tinggi). Bila dari Amoeba di
ambil intinya, akan segera mati tetapi bila diambil protoplasmanya akan
membentuk protoplasma baru. Amoeba
memakan bakteri, Alga bersel satu dan
makhluk hidup yang bersel satu lainnya. Amoeba
berkembang biak secara vegetative membelah diri didahului dengan pembelahan
intinya. Amoeba mengambil oksigen
untuk pernapasan dan mengeluarkan karbondioksida melalui selaput plasma.
b.
Kelas Flagellata / Mastigophora
Bentuk
tubuh lebih tetap tanpa rangka luar, tubuhnya dilindungi oleh suatu selapu yang
fleksibel yang disebut pellicle, di sebelah luarnya terdapat selaput plasma.
Alat geraknya berupa bulu cambuk (flagrum=mastix). Hidup diair tawar, dilaut
atau parasit pada organism lain / manusia. Pembiakan secara vegetative dengan
membelah diri.
Contoh
representative: Euglena viridis
Gambar : struktur sel Euglena viridis
Euglena viridis
dapat dijumpai pada kolam dan sering tampak pada preparat Amoeba. Walaupun hewan ini tidak nampak dengan jelas dengan mata
bugil, tapi bila berkumpul bersama-sama sebagai massa atau berkelompok akan nampak
berwarna hijau. Warna hijau Euglena
disebabkan adanya benda-benda melayang (suspensi) dalam protoplasma yang dikenal
sebagi chromatophora. Badan tersebut terdiri atas kumpulan granula-granula yang
terletak dalam tengah badan berisi Chlorophyl, yang berfungsi untuk
fotosintesis hingga menghasilkan zat makanan.
Euglena
adalah hewan bersel satu, bentuk tubuhnya dempak / tumpul dibagian depan dan
runcing dibagian belakang. Di dalam protoplasma terdapat nucleus, chloroplast
dengan pyrenoid dan dibagian depan terdapat bintik (stigma) yang berwarna merah
serta rongga berdenyut. Bintik mata berfungsi untuk mengarahkan organism kearah
cahaya yang intensitasnya sedang.
Euglena
bergerak membelit dengan jalan mengubah bentuk tubuh dari bentuk pendek berubah
menjadi panjang dan langsing.hal ini menunjukkan bahwa Euglena mempunyai elastisitas. Euglena
berenang dalam air melalui lintasan spiral. Jika terdapat suatu rangsangan
misalnya sinar, Euglena akan berhenti
atau berbalik dengan cepat memutar diri melewati arah dorsal dengan tetap
berputar pada sumbunya, selanjutnya bergerak seperti semula.
Euglena
berkembang biak dengan jalan membelah diri secara longitudinal. Pembelahan diri
itu dimulai dengan pembelahan nucleus lalu disusul seluruh tubuh. Berdasarkan
penelitian setiap bagian tubuh dibagi menjadi dua, secara teliti.
c.
Kelas Ciliata / Infusoria (Cilium=kelopak
mata)
Contoh:
Paramecium caudatum (holotricha)
Gambar:
struktur sel Paramecium caudatum
Hidup
di air tawar yang banyak mengandung bakteri atau zat-zat organic. Bentuknya
seperti sandal (cenela), ada bagian
yang dempak disebelah depan dan meruncing dibagian belakang. Padanya terdapat
banyak silia untuk alat gerak dengan cara bergetar. Terdapat trichocyst, mulut,
rongga makanan dan rongga berdenyut, makronukleus, mikronukleus dan sel dubur.
Berkembangbiak secara vegetative
membelah diri secar transversal dimulai dengan membelah makronukleus yang
diikuti oleh itoplasmanya , membelah diri dapat terjadi kurang lebih tiap 24
jam. Kemudian terjadilah perkembang biakan secara generative secara konyugasi.
Respirasi dan eksresi terjadi
melalui permukaan tubuhnya (selaput plasma). Tubuhnya dilindungi oleh pellicle,
di bawah pellicle terdapat trichocyst yang akan dikeluarkan jika dirangsang.
Trichocyst ini berfungsi juga sebagai alat perlindungan jika diserang oleh
musuh.
Sekalipun
umumnya Ciliata hidup di air tawar
tetapi juga ada yang hidup di tempat lain, misalnya didalam usus tebal manusia
yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan gangguan perut, contoh Balantidium coli
d.
Kelas Sporozoa
(Sporo=benih,spora,zoion=binatang)
Tidak memiliki alat gerak.
Secara
praktis sporozoa adalah parasit. Tubuh sederhana berbentuk bulat panjang dengan
sebuah nucleus. Tak mempunyai alat gerak dan tak mempunyai vakuola kontraktil. Beberapa species bergerak dengan mengubah
bentuk sel. Makanan masuk kedalam tubuh diserap dari hospes secara saprozoik.
Respirasi dan ekskresi dilakukan dengan cara difusi. Sebagai sporozoa
memperbanyak diri secara aseksual dan sering disebut Schizogony.
Contoh
representative : Plasmodium sp.
Gambar:
siklus hidup Plasmodium. sp
Plasmodium berkembang biak secara vegetative
di dalam tubuh manusia dan generative di dalam tubuh nyamuk. Di dalam tubuh
nyamuk, gemetosit yang terisap nyamuk akan berubah jadi mikro dan makrogamet.
Mikrogamet (gametosit jantan)
bentuk kecil memanjang dengan makrogamet (gametosit betina) bentuk bulat.
Perkawinan antara mikro dan makrogamet menghasilkan suatu zygot. Zygot membentuk
ookinet didalam dinding usus nyamuk, inti ookinet membelah menjadi banyak
bagian (sporogoni), kemudian masing-masing bagian dengan protoplasmanya menjadi
sporozoit-sporozoit. Sporozoit kemudian meninggalkan gelembung dan menyebar di
dalam alat pencernaan dan sampai di kelenjar ludah nyamuk. Bila nyamuk menusuk/
menggigit manusia, sporozoit akan masuk kedalam tubuh manusia. Di dalam ubuh
manusia sporozoit akan menyerang sel hati (siklus eksoerytrositik) kemudian
menyerang erytrosit (siklus erotrositik) (schizogony),
selanjutnya membiak secara vegetative menjadi merozoit yang disebut sporulasi.
Pada sporulasi, satu nucleus (inti) membelah berulang-ulang dan tiap-tiap Inti
yang terjadi diikuti bagian-bagian sitoplasma. Merozoit menyerang sel-sel darah
merah baru dan berulanglah pembiakan secara vegetative lagi . Setelah pembiakan vegetative terjadi
berulang-ulang, diantara merozoit-merozoit yang telah ada di dalam sel-sel
darah merah itu ada yang berubah menjadi gametosit (sel kelamin) yang dapat
terisap oleh nyamuk bila menggigit penderita, kemudian berubah menjadi
mikrogamet dan makroganet seperti yang telah dijelaskan di atas.
II. Peranan Protozoa
Peran Protozoa dalam kehidupan beberapa Protozoa dapat memberi
manfaat pada kehidupan manusia dan Protozoa memiliki bahaya
a. Manfaat
Protozoa
1.
Sebagai
bahan dasar pembuatan alat gosok. Endapan cangkang radiolaria didasar perairan
akan membentuk tanah radiolarian tanah tersebut mengandung zat kersik dan dapat
digunakan sebagai bahan penggosok.
2.
Sebagai indicator minyak bumi. Endapan
kerangka tubuh Globigerina didasar perairan akan membentuk tanah globigerina.
Endapan tersebut biasa digunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi.
3.
Membantu
proses pembusukan sisa makanan. Membantu prosespembusukan sisa-sisa makanan
pada manusia. Misal, Entamoeba Coli.a)
b.
Bahaya Protozoa
1.
Entamoeba hitolytica; hidup didalam usus halus manusia,
penyebabpenyakit disentri.
2.
Entamoeba gingivalis; hidup dirongga mulut, penyebab
penyakitgingivitis.
3.
Balantidium coli; hidup didalam usus tebal (Kolon) manusia, penyebabpenyakit diare (Balontidiosis).
4.
Trypanosoma gambiense dan Tryponosoma rhodesiense, penyebab penyakit tidur pada manusia. Hospes perantaranya adalah lalat tsetse (Glossina palpalis dan Glossina morsitans)
BAB
IV
PENUTUP
A.
Simpulan
1. Protozoa
termasuk mikrorganisme uniseluler eukariotik,
besarnya antara 3 mikron sampai
100 mikron. Pada umumnya protozoa bersel satu terhadap satu inti, tetapi dari
beberapa spesies secara generative berkonjungsi karena individu jantan dan
betina belum jelas perbedaannya. Sesuai dengan sifat sel binatang, umumnya
Protozoa berdinding selaput plasma tipis. Bentuk tubuh Protozoa ada yang selalu
berubah-ubah ada juga yang tetap bentuk bola atau bulat panjang dengan atau
tidak dengan suatu flagel atau silia.
2. Protozoa
mempunyai bagian ektoplasma (bagian luar) yang dapat menghasilkan dinding sl
berupa pedicula (selaput sel), endoplasma (bagian dalam) yang merupakan tempat
organela-organela sel, diantaranya sitoplasma, nucleus, vakuola dan
mitochondria.
3. Berdasarkan
alat geraknya Protozoa dibedakan ke dalam 4 kelas, yaitu:
a.
Kelas Rhizopoda / Sarcodina
b.
Kelas Mastigophora / Flagellata
c.
Kelas Cilliata
d.
Kelas Sporozoa
4. Beberapa Protozoa dapat memberi
manfaat pada kehidupan manusia dan Protozoa memiliki bahaya bagi kehidupan
manusia.
B.
Saran
Kami
menyarankan kepada pembaca agar lebih banyak mencari literature terkait dengan
pembahasan makalah kami ini, yaitu membahas tentang Zoologi Invertebrata “
Protozoa”