Kamis, 06 Juni 2013

annelida

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Cacing-cacing yang termasuk dalam Filum ini, hidup di dalam tanah yang lembab, dalam laut, dan dalam air. Pada umumnya Annelida hidup bebas, ada yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan-hewan aquatis, dan ada juga yang bersifat parasit pada Vertebrata (Kastawi, 2005: 155).
Annelida merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem peredaran darah yang tertutup dan sistem saraf yang tersusun seperti tangga tali. Pembuluh darah yang utam membujur sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem syaraf terdapat pada bagian ventral.
Cacing-cacing anggota filum ini tubuhnya beruas-ruas. Beberapa organ (misalnya pencernaan) membentang sepanjang tubuh. Organ yang lain seperti saluran pembuangan, ada di setiap ruas. Annelida mempunyai rongga tubuh atau coelem. Rongga ini tidak saja berisi organ-organ yang terbentuk dari mesoderm tetapi juga dilapisi oleh lapisan mesoderm.
Contoh Annelida adalah cacing tanah (Pheretima) cacing ini hidup di tanah, makananya berupa sisa tum

buhan dan hewan. Charles Darwin ahli biologi yang termahsur adalah orang yang pertama kali menyatakan bahwa cacing tanah mempunyai peranan yang penting dalam menggemburkan/menyuburkan tanah. Karena hidup di dalam tanah, cacing ini membuat liang-liang sehingga tanah menjadi berpori dan mudah diolah. Cacing tanah juga mencampur dedaunan dengan tanah, jadi menaikan kandungan humus tanah.
Sebagian besar anelida hidup dilaut, yaitu diliang-liang atau dibawah karang yang dekat dengan pantai, misalnya neries. Golongan lain dari annelida yang banyak dikenal adalah lintah pengisap darah. Lintah mempunyai balik penghisap dikedua ujung badannya. Batil penghisap posterior dipergunakan untuk melekatkan diri pada inang, sedangkan batil penghisap anterior dipergunakan untuk menghisap darah.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian hewan Annelida ?
2.      Bagaimana habitat hewan Annelida ?
3.      Bagaimana cirri-ciri morfologi hewan Annelida ?
4.      Bag
5.       
6.      aimana cirri-ciri fisiologi hewan Annelida ?
7.      Bagaimana sistem reproduksi hewan Annelida ?
8.      Bagaimana peranan hewan Annelida terhadap lingkungan ?
9.      Bagaimana klasifikasi hewan Annelida ?

C.     Tujuan
1.      Mengetahui pengertian hewan Annelida.
2.      Mengetahui habitat dari hewan Annelida.
3.      Mengetahui cirri-ciri morfologi hewan Annelida .
4.      Mengetahui cirri-ciri fisiologi hewan Annelida.
5.      Mengetahui reproduksi hewan Annelida.
6.      Mengetahui peranan hewan Annelida untuk lingkungan..
7.      Mengetahui klasifikasi hewan Annelida









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Annelida berarti “cincin” kecil dan tubuh bersegmen yang mirip dengan serangkaian cincin yang menyatu merupakan ciri khas cacing filum Annelida. Terdapat sekitar 15.000 spesies filum Annelida, yang panjangnya berkisar antara kurang darti 1 mm sampai 3 m pada cacing tanah Australia. Anggota filum Annelida hidup di laut , dan sebagian habitat air tawar, dan tanah lembab, kita dapat menjelaskan anatomi filum Annelida menggunakan anggota filum yang terkenal, yaitu cacing tanah.
Filum Annelida merupakan cacing selomata berbentuk gelang yang memiliki tubuh memanjang, simeffi bilatiral, bersegmen, dan permukaannya dilapisi kutikula. Dinding tubuh dilengkapi otot. Memiliki prostomium dan sistem sirkulasi. Saluran pencernaan lengkap. Sistem ekskresi sepasang nephridia di setiap segmen. Sistem syaraf tangga tali. Sistam respirasi terdapat pada epidermis. Reproduksi monoesis atau diesis dan larvanya trokofor/veliger. Kebanyakan untuk cacing Annelida hidup akuatik di laut dan terestrial di air tawar atau darat. Filum Annelida dibagi menjadi kelas Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea. pembagian ke dalam kelas terutama didasarkan pada segmentasi tubuh. seta, parapodium, sistem sirkulasi, ada tidaknya batil isap, dan sistem reproduksi’ Kelas iotyct aetu dibagi menjadi kelompok Errantia dan Sedentaria didasarkan pada kesempurnaan bentuk parapodium, siri, ada tidaknya rahang, probosis, bentuk segmen’ aan letat insang. Kelas Oligochaeta dibagi menjadi ordo Plesiopora, Prosotheca, Prosopora, dan Opisthopora berdasarkan alat ekskresi, letak gonofor, dan letak spermateka. Kelas girudinea dibagi menjadi ordo Acanthobdellida, Rhynchobdellida, dnathobdellida, dan Erpobdellida berdasarkan ada tidaknya batil isap dan probosis, serta septum pada segmen tubuh.
Beberapa hewan Annelida akuatik berenang untuk mencari makan, tetapi sebagian bear tinggal di dasar dan bersarang di dalalm pasir dan endapan lumpur, cacing tanah tentunya, merupakan pembentuk sarang dalam lubang. Selom cacing tanah terpartisipasi oleh septa, tetapi saluran penvcernaan, pembuluh darah, longitudinal, dan tali syaraf menembus septa itu dan memanjang di sekujur tubuh hewan itu (pembuluh utama memiliki cabang bersegmen). Sistem pencernaan memiliki beberapap daerah khusus : faring, esofagus, tembolok, rempela , dan usus halus.
Sistem sirkulasi tertutup terdiri atas suatu jaringan pembuluh yang mengandung darah dengan hemoglobin pembawa oksigen. Pembuluh dorsal dan ventral di hubungkan oleh beberapa pasang pembuluh segmental. Pembuluh dorsal dan lima pasang pembuluh yang melingkarai esofagus cacing tanah adalah pembuluh berotot dan memompa darah melalui sistem sirkulasi. Pembuluh darah kecil sangat banyak pada kulit cacing tanah , yang berfungsi serbagai pernapasannya.
Pada masing-masing segmen cacing tersebut terdapat sepasang tabung ekskretoris yang disebut metanefridia dengan corong bersilia, yang disebut neftrostim yang mengeluarkan buangan dari darah dan cairan selomik. Metanefridia akan bermuara ke pori-pori eksterior, dan buangan metabolisme dikeluarkan melalui pori-pori tersebut.
Sepasang ganglian erebral yng mirip otak terletak diatas dan di depan faring. Serangkaian syaraf berbentuk cincin di sekitar faring berhubungan dengan ganglion subfaring, pangkal dari sepasang tali syaraf yang menyatu terdapat di sepanjang arah posterior. Terdapat bersama-sama dengan tali syaraf ventral ini adalah ganglia bersegmen, yang juga menyatu.
Cacing tanah adalah hewan hemafrodit, tetapi hewan ini melakukan pembuahan silang. Dua cacing tanah kawin dengan cara mengatur diri mereka sedemikian rupa sehingga mereka dapat mempertukarkan sperma, dan kemudian mereka akan memisah, sel sperma yang diterima disimpan secara tenporer sementara suatu organ khusus, atau klitelu, mansekresika kepompong yang seperti mukus, kepompong bergeser di sepanjang tubuh cacing dan memungut telur dan kemudian sperma yang tadi disimpan. Kepompong tersebut kemudian lepas dari kepal cacing dan tinggal dalam tanah tersebut dam kemudian embrio dapat berkembang. Beberapa cacing tanah dapat juga bereproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi yang di ikuti dengan regenersi.
BAB III
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Annelida
Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing gelang adalah kelompok cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan Platyhelminthes dan Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata).Namun Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana.

2.      Habitat Annelida
Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang segaian hidup di tanah atau tempat-tempat lembab. Cacing tanah hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur dan suhunya tidak rendah. Cacing-cacing ini keluar ke permukaan hanya pada saat tertentu saja. Pada siang hari tidak pernah keluar ke permukaan tanah, kecuali pada saat hujan. Dalam keadaan yang sangat dingin atau sangat kering mereka masuk ke dalam liang, seringkali sampai sedalam 8 kaki dan dalam keadaan ini beberapa cacing seringkali terdapat melingkar bersama-sama, dengan di atasnya terdapat lapisan tanah yang bercampur dengan lendirnya.

3.      Morfologi Annelida
Ciri-ciri umum yang dimiliki anggota filum Annelida adalah :
1.      Tempat hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat parasit (merugikan karena menempel pada inangnya).
2.      Simetri tubuhnya bilateral simetris karena sudah ada punggung di dorsal dan Sisi Perut ( ventral)
3.      Sistem saraf terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali.
4.      Alat eksresi disebut nephridium.
5.      Respirasi dengan menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh dan berlangsung secara difusi. Sistem peredaran darah tertutup.
6.      Hewan ini bersifat hermafrodit dan memiliki klitelum sebagai alat kopulasi.
7.       Alat pencernaan makanan sempurna mulai dari mulut, saluran pencernaan dan anus.
8.      Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus berada di ujung belakang.
9.       Ruas tubuhnya (segmen) disebut Metameri
10.  Metameri merupakan bentuk segmen-segmen yang antara segmen itu memiliki organ-organ yang sama.
11.  Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 m.Contoh annelida yang panjangnya 3 m adalah cacing tanah Australia.Bentuk tubuhnya simetris bilateral dan bersegmen menyerupai cincin.

4.      Fisiologi Annelida
a.       Sistem Gerak
Dinding tubuh cacing tanah mempunyai 2 lapis otot, yaitu : stratum circulare (lapisan otot sebelah luar) dan stratum longitudinal (lapisan otot sebelah dalam). Jika musculi ini berkontraksi akan menimbulkan gerakan menggelombang dari cacing tanah itu sehingga ia bergerak.
Dinding intestine juga mempunyai otot, yaitu stratum longitudinal. Jika otot ini berkontraksi, akan menimbulkan gerak peristaltic yang dapat mendorong makanan dalam saluran pencernaan dan mendorong keluar sisa-sisa pencernaan.
Setae digerakkan oleh 2 berkas otot, yaitu : musculus protactor, yang mendorong setae keluar, dan musculus retractor yang menarik kembali setae masuk ke dalam rongganya. Kedua berkas musculi ini melekat pada ujung-ujung dalam dari setae. Jadi cacing tanah bergerak dengan setae dan kontraksi otot-otot dinding tubuh.
b.      Sistem Respirasi
Cacing tanah bernapas dengan kulitnya, karena kulitnya bersifat lembab, tipis, banyak mengandung kapiler-kapiler darah.
c.       Sistem Pencernaan Makanan
Saluran pencernaan cacing tanah sudah lengkap, terdiri atas mulut, pharynx, esophagus, proventriculus, ventriculus, intestine dan anus. Makanan cacing tanah terdiri atas sisa-sisa hewan dan tanaman. Cacing tanah mencari makanannya di luar liang pada saat malam hari. Makanan diambil melalui mulutnya. Makanan di dalam esophagus tercampur dengan cairan hasil sekresi kelenjar kapur (calciferous glands) yang terdapat pada dinding esophagus itu. Dari esophagus, makanan terus masuk ke dalam proventriculus yang merupakan tempat penyimpan makanan yang bersifat sementara.
Selanjutnya, makanan masuk ke dalam ventriculus. Disini makanan dicerna menjadi partikel-partikel halus. Dari ventriculus, partikel makanan ini masuk ke dalam intestin. Di dalam intestine, makanan akan dicerna lebih lanjut sehingga menjadi substansi-substansi yang lebih kecil, yang dapat diabsorbsi oleh dinding intestine tersebut. Dinding intestin mengandung kelenjar-kelenjar yang menghasilkan enzim-enzim. Karena pengaruh enzim-enzim ini, partikel-partikel makanan tadi dicernakan menjadi monosakarida, asam lemak dan gliserol, dan asam amino yang siap untuk diabsorbsi. Senyawa-senyawa tersebut diabsorbsi oleh dinding intestin dan selanjutnya bersama-sama dengan sirkulasi darah diangkut ke seluruh bagian-bagian tubuh.
d.      Sistem Sirkulasi
Sistem peredaran darah cacing tanah adalah sistem peredaran darah tertutup. Darah terdiri atas bagian cair yang disebut plasma, dan sel-sel darah atau korpuskula. Korpuskula terdapat di dalam plasma darah. Eritrosit mengandung hemoglobin yang mempunyai kemampuan mengikt oksigen. Pembuluh-pembuluh darah terdiri atas aorta dorsalis, aorta ventralis.
Aorta dorsalis terletak di sebelah dorsal saluran pencernaan dan mudah terlihat dari luar pada cacing yang hidup sebab kulit tubuh cacing sedikit transparent. Aorta ventralis terletak di sebelah ventral saluran pencernaan dan di sebelah dorsal truncus nervosus.
Pada saat darah mengalir menuju ke kulit, hemoglobin mengikat CO2 , CO2 keluar melalui kulit sedangkan O2 dari udara masuk ke dalam tubuh cacing tanah melalui kulit dan bersenyawa dengan hemoglobin, membentuk oxyhemoglobin.
e.       Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi cacing tanah berupa nephridia (nephridios=ginjal). Pada tiap segmen tubuh terdapat sepasang nephridia, kecuali 3 segmen yang pertama dan segmen yang terakhir tidak ada.
f.        Sistem Saraf
Sistem saraf cacing tanah, terletak di sebelah dorsal pharynx di dalam segmen yang ke 3 dan terditi atas :
a.       ganglion cerebrale, yang tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf dengan comissura, terletak di sebelah dorsal pharynx, di dalam segmen ke 3.
b.      berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya.
Dari tiap kelompok sel-sel tersebut terdapat saraf-saraf yang terinnervasi daerah mulut dan berpangkal pada ujung anterior tiap kelompok sel tersebut dan cabang saraf yang menuju ke ventral dan  melingkari pharynx.
g.      Organ Sensoris
Cacing tanah tidak mempunyai mata, tetapi pada kulit tubuhnya terdapat sel-sel saraf tertentu yang peka terhadap sinar.


5.      Sistem Reproduksi Annelida
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet.Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris).
Cacing tanah bersifat hermaphrodit. Kedua oviductnya terletak di dalam segmen ke-13 dan infundibulumnya bersilia. Testes terletak di dalam suatu rongga yang dibentuk oleh dinding-dinding vesicular seminalis.

6.      Peranan Annelida
Peranan Annelida dalam kehidupan :
a.       Cacing tanah dapat menyuburkan tanah, karena membantu menghancurkan tanah dan membantu aerasi tanah.
b.      Cacing palolo dan cacing wawo dimanfaatkan msayarakat di daerah tertentu dijadikan sSebagai makanan.
c.       Lintah menghasilkan zat hirudin atau zat antikoagulan atau zat anti pembekuan darah.

7.      Klasifikasi Annelida
Seta berguna untuk bergerak. Dengan dasar ada tidaknya seta, maka filum ini dibagi menjadi kelas yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
a.       Kelas Polychaeta
Polychaeta tubuhnya jelas bersegmen-segmen, baik bagian luar maupun bagian dalamnya, coelom umumnya terbagi oleh septa intersegmental, segmen tubuhnya banyak, mempunyai banyak setae. Umumnya mempunyai kepala yang dilengkapi sejumlah alat tambahan atau extremitas hampir bersifat gonochoristis, dengan gonade memanjang di seluruh tubuh dan fertilisasi eksternal, perkembangannya melalui stadium larva, larva disebut trochophora.
Ciri khas kelas polychaeta memiliki banyak rambut pada permukaan tubuhnya. Seta terdapat pada parapodia di setiap segmen tubuh. Parapodia merupakan tonjolan kaki yang berfungsi sebagai alat gerak. Pada parapodia juga terdapat insang. Seluruh anggotanya hidup di air laut (sehingga sering disebut kelabang laut). Contohnya, cacing palolo (Eunice viridis) dan cacing wawo (Lysidice oele).
http://3.bp.blogspot.com/_W8CnB6T2vbM/S8XOc3mYG8I/AAAAAAAABqU/_KUsFJ4bnqc/s320/a19.jpg
Gambar 1. Kelabang Laut (Sumber: ruangilmu, 2010)

b.       Kelas Oligochaeta
Cacing oligochaeta hanya memiliki sedikit seta. Cacing tersebut hidup di tanah yang lembab atau di air tawar. Tubuhnya tidak memiliki parapodia. Pergerakannya dilakukan oleh kontraksi otot yang dibantu oleh seta. Contohnya, cacing tanah (lumbricus terestris).
Tubuh cacing tanah disusun oleh 100-180 segmen. Bagian mulut (prostomium) terdapat pada ujung anterior segmen pertama dan anus pada segmen terakhir. Pada segmen ke-32 sampai ke-37 terdapat penebalan kulit yang disebut klitelum. Klitelum berfungsi membentuk kokon, yaitu kantong untuk meletakkan sel telur dan melangsungkan pembuahan. Tubuh cacing tanah memiliki testis dan ovarium. Walaupun hermafrodit, hewan tersebut melangsungkan pembuahan silang.
http://3.bp.blogspot.com/_W8CnB6T2vbM/S8XO4uF1r5I/AAAAAAAABqc/UKyfaN-067U/s320/a20.jpg
Gambar 2. Cacing Tanah (Sumber: ruangilmu, 2010)
c.       Kelas Hirudinea
Kelas hirudinea beradaptasi sebagai hewan pengisap darah. Pada sekeliling mulut dan anusnya dilengkapi alat penghisap. Tubuhnya mengandung se-sel kelenjar yang menghasilkan zat antikoagulan (anti-pembekuan darah) bernama hirudin.
Kelas herudinea tergolong hermafrodit. Meskipun begitu, hewan tersebut elangsungkan perkawinan secara silang dan pembuahannya terjadi di kokon. Anggota kelas hirudinea antara lain lintah (hirudo sp.) dan pacet (haemadipsa sp.). Lintah kebanyakan hidup di air tawar, sedangkan pacet di darat
http://4.bp.blogspot.com/_W8CnB6T2vbM/S8XPQ9iFspI/AAAAAAAABqk/WZ37zQRYPZI/s320/a21.jpg Gambar 3. Lintah
BAB IV
PENUTUP
A.    Simpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.      Annelida hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat parasit. Simetri tubuhnya bilateral simetris. Sistem saraf terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali. Alat eksresi disebut nephridium. Respirasi dengan menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh dan berlangsung secara difusi. Sistem peredaran darah tertutup.
2.      Habitat cacing tanah hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur dan suhunya tidak rendah.
3.      Klasifikasi Annelida berdasarkan ada tidaknya seta dibagi menjadi kelas yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
4.      Beberapa jenis Annelida berguna sebagai bahan makanan. Cacing wawo dan palolo dapat digunakan sebagai sumber protein hewani bagi manusia, cacing tanah bermanfaat untuk menyuburkan tanah pertanian. Lintah dapat digunakan untuk membersihkan nanah pada luka yang telah terinfeksi. Selain itu, hirudin bermanfaat dalam penyimpanan darah, yaitu untuk keperluan transfusi darah.

B.     Saran
Dengan memiliki pengetahuan tentang Annelida, mahasiswa disarankan untuk
1.      Lebih meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar agar cacing tanah tetap lestari.
2.      Memanfaatkan cacing tanah sebaik mungkin sehingga dapat berguna bagi masyarakat luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar