BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Cacing-cacing
yang termasuk dalam Filum ini, hidup di dalam tanah yang lembab, dalam laut,
dan dalam air. Pada umumnya Annelida hidup bebas, ada yang hidup dalam liang,
beberapa bersifat komensal pada hewan-hewan aquatis, dan ada juga yang bersifat
parasit pada Vertebrata (Kastawi, 2005: 155).
Annelida
merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem peredaran darah yang
tertutup dan sistem saraf yang tersusun seperti tangga tali. Pembuluh darah
yang utam membujur sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem syaraf terdapat
pada bagian ventral.
Cacing-cacing
anggota filum ini tubuhnya beruas-ruas. Beberapa organ (misalnya pencernaan)
membentang sepanjang tubuh. Organ yang lain seperti saluran pembuangan, ada di
setiap ruas. Annelida mempunyai rongga tubuh atau coelem. Rongga ini tidak saja
berisi organ-organ yang terbentuk dari mesoderm tetapi juga dilapisi oleh
lapisan mesoderm.
Contoh
Annelida adalah cacing tanah (Pheretima) cacing ini hidup di tanah, makananya
berupa sisa tum
buhan
dan hewan. Charles Darwin ahli biologi yang termahsur adalah orang yang pertama
kali menyatakan bahwa cacing tanah mempunyai peranan yang penting dalam
menggemburkan/menyuburkan tanah. Karena hidup di dalam tanah, cacing ini
membuat liang-liang sehingga tanah menjadi berpori dan mudah diolah. Cacing
tanah juga mencampur dedaunan dengan tanah, jadi menaikan kandungan humus
tanah.
Sebagian
besar anelida hidup dilaut, yaitu diliang-liang atau dibawah karang yang dekat
dengan pantai, misalnya neries. Golongan lain dari annelida yang banyak dikenal
adalah lintah pengisap darah. Lintah mempunyai balik penghisap dikedua ujung
badannya. Batil penghisap posterior dipergunakan untuk melekatkan diri pada
inang, sedangkan batil penghisap anterior dipergunakan untuk menghisap darah.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian hewan Annelida ?
2. Bagaimana
habitat hewan Annelida ?
3. Bagaimana
cirri-ciri morfologi hewan Annelida ?
4. Bag
5.
6. aimana
cirri-ciri fisiologi hewan Annelida ?
7. Bagaimana
sistem reproduksi hewan Annelida ?
8. Bagaimana
peranan hewan Annelida terhadap
lingkungan ?
9. Bagaimana
klasifikasi hewan Annelida ?
C. Tujuan
1. Mengetahui
pengertian hewan Annelida.
2. Mengetahui
habitat dari hewan Annelida.
3. Mengetahui
cirri-ciri morfologi hewan Annelida .
4. Mengetahui
cirri-ciri fisiologi hewan Annelida.
5. Mengetahui
reproduksi hewan Annelida.
6. Mengetahui
peranan hewan Annelida untuk
lingkungan..
7. Mengetahui
klasifikasi hewan Annelida
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Annelida berarti “cincin” kecil dan tubuh
bersegmen yang mirip dengan serangkaian cincin yang menyatu merupakan ciri khas
cacing filum Annelida. Terdapat
sekitar 15.000 spesies filum Annelida,
yang panjangnya berkisar antara kurang darti 1 mm sampai 3 m pada cacing tanah
Australia. Anggota filum Annelida
hidup di laut , dan sebagian habitat air tawar, dan tanah lembab, kita dapat
menjelaskan anatomi filum Annelida
menggunakan anggota filum yang terkenal, yaitu cacing tanah.
Filum Annelida
merupakan cacing selomata berbentuk gelang yang memiliki tubuh memanjang,
simeffi bilatiral, bersegmen, dan permukaannya dilapisi kutikula. Dinding tubuh
dilengkapi otot. Memiliki prostomium dan sistem sirkulasi. Saluran pencernaan
lengkap. Sistem ekskresi sepasang nephridia di setiap segmen. Sistem syaraf
tangga tali. Sistam respirasi terdapat pada epidermis. Reproduksi monoesis atau
diesis dan larvanya trokofor/veliger. Kebanyakan untuk cacing Annelida hidup akuatik di laut dan
terestrial di air tawar atau darat. Filum Annelida
dibagi menjadi kelas Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea. pembagian ke dalam
kelas terutama didasarkan pada segmentasi tubuh. seta, parapodium, sistem
sirkulasi, ada tidaknya batil isap, dan sistem reproduksi’ Kelas iotyct aetu
dibagi menjadi kelompok Errantia dan Sedentaria didasarkan pada kesempurnaan
bentuk parapodium, siri, ada tidaknya rahang, probosis, bentuk segmen’ aan
letat insang. Kelas Oligochaeta dibagi menjadi ordo Plesiopora, Prosotheca,
Prosopora, dan Opisthopora berdasarkan alat ekskresi, letak gonofor, dan letak
spermateka. Kelas girudinea dibagi menjadi ordo Acanthobdellida,
Rhynchobdellida, dnathobdellida, dan Erpobdellida berdasarkan ada tidaknya
batil isap dan probosis, serta septum pada segmen tubuh.
Beberapa hewan Annelida
akuatik berenang untuk mencari makan, tetapi sebagian bear tinggal di dasar dan
bersarang di dalalm pasir dan endapan lumpur, cacing tanah tentunya, merupakan
pembentuk sarang dalam lubang. Selom cacing tanah terpartisipasi oleh septa,
tetapi saluran penvcernaan, pembuluh darah, longitudinal, dan tali syaraf
menembus septa itu dan memanjang di sekujur tubuh hewan itu (pembuluh utama
memiliki cabang bersegmen). Sistem pencernaan memiliki beberapap daerah khusus
: faring, esofagus, tembolok, rempela , dan usus halus.
Sistem sirkulasi tertutup terdiri atas suatu jaringan
pembuluh yang mengandung darah dengan hemoglobin pembawa oksigen. Pembuluh
dorsal dan ventral di hubungkan oleh beberapa pasang pembuluh segmental.
Pembuluh dorsal dan lima pasang pembuluh yang melingkarai esofagus cacing tanah
adalah pembuluh berotot dan memompa darah melalui sistem sirkulasi. Pembuluh
darah kecil sangat banyak pada kulit cacing tanah , yang berfungsi serbagai
pernapasannya.
Pada masing-masing segmen cacing tersebut terdapat sepasang tabung ekskretoris yang disebut metanefridia dengan corong bersilia, yang disebut neftrostim yang mengeluarkan buangan dari darah dan cairan selomik. Metanefridia akan bermuara ke pori-pori eksterior, dan buangan metabolisme dikeluarkan melalui pori-pori tersebut.
Pada masing-masing segmen cacing tersebut terdapat sepasang tabung ekskretoris yang disebut metanefridia dengan corong bersilia, yang disebut neftrostim yang mengeluarkan buangan dari darah dan cairan selomik. Metanefridia akan bermuara ke pori-pori eksterior, dan buangan metabolisme dikeluarkan melalui pori-pori tersebut.
Sepasang ganglian erebral yng mirip otak terletak diatas dan
di depan faring. Serangkaian syaraf berbentuk cincin di sekitar faring
berhubungan dengan ganglion subfaring, pangkal dari sepasang tali syaraf yang
menyatu terdapat di sepanjang arah posterior. Terdapat bersama-sama dengan tali
syaraf ventral ini adalah ganglia bersegmen, yang juga menyatu.
Cacing tanah adalah hewan hemafrodit, tetapi hewan ini
melakukan pembuahan silang. Dua cacing tanah kawin dengan cara mengatur diri
mereka sedemikian rupa sehingga mereka dapat mempertukarkan sperma, dan
kemudian mereka akan memisah, sel sperma yang diterima disimpan secara tenporer
sementara suatu organ khusus, atau klitelu, mansekresika kepompong yang seperti
mukus, kepompong bergeser di sepanjang tubuh cacing dan memungut telur dan
kemudian sperma yang tadi disimpan. Kepompong tersebut kemudian lepas dari
kepal cacing dan tinggal dalam tanah tersebut dam kemudian embrio dapat
berkembang. Beberapa cacing tanah dapat juga bereproduksi secara aseksual dengan
cara fragmentasi yang di ikuti dengan regenersi.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pengertian Annelida
Annelida
(dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing gelang adalah kelompok
cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan Platyhelminthes dan
Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki
rongga tubuh sejati (hewan selomata).Namun Annelida merupakan hewan yang
struktur tubuhnya paling sederhana.
2.
Habitat Annelida
Sebagian
besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit dengan menempel
pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat annelida umumnya berada di dasar
laut dan perairan tawar, dan juga ada yang segaian hidup di tanah atau
tempat-tempat lembab. Cacing tanah hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur
dan suhunya tidak rendah. Cacing-cacing ini keluar ke permukaan hanya pada saat
tertentu saja. Pada siang hari tidak pernah keluar ke permukaan tanah, kecuali
pada saat hujan. Dalam keadaan yang sangat dingin atau sangat kering mereka
masuk ke dalam liang, seringkali sampai sedalam 8 kaki dan dalam keadaan ini
beberapa cacing seringkali terdapat melingkar bersama-sama, dengan di atasnya
terdapat lapisan tanah yang bercampur dengan lendirnya.
3. Morfologi
Annelida
Ciri-ciri umum yang dimiliki anggota filum Annelida adalah :
1. Tempat hidup
air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat parasit (merugikan
karena menempel pada inangnya).
2. Simetri
tubuhnya bilateral
simetris karena sudah ada punggung di dorsal dan Sisi Perut ( ventral)
3. Sistem saraf terdiri
dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa
tangga tali.
4. Alat eksresi
disebut nephridium.
5. Respirasi
dengan menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh dan berlangsung
secara difusi. Sistem peredaran darah tertutup.
6. Hewan ini
bersifat hermafrodit dan memiliki klitelum sebagai alat kopulasi.
7. Alat pencernaan makanan sempurna mulai
dari mulut, saluran pencernaan dan anus.
8. Mulut
dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus berada di ujung
belakang.
9. Ruas tubuhnya (segmen) disebut Metameri
10. Metameri
merupakan bentuk segmen-segmen yang
antara segmen itu memiliki organ-organ yang sama.
11. Annelida
memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 m.Contoh annelida yang panjangnya
3 m adalah cacing tanah Australia.Bentuk tubuhnya simetris bilateral dan
bersegmen menyerupai cincin.
4. Fisiologi
Annelida
a. Sistem Gerak
Dinding
tubuh cacing tanah mempunyai 2 lapis otot, yaitu : stratum circulare (lapisan
otot sebelah luar) dan stratum longitudinal (lapisan otot sebelah dalam). Jika
musculi ini berkontraksi akan menimbulkan gerakan menggelombang dari cacing
tanah itu sehingga ia bergerak.
Dinding
intestine juga mempunyai otot, yaitu stratum longitudinal. Jika otot ini
berkontraksi, akan menimbulkan gerak peristaltic yang dapat mendorong makanan
dalam saluran pencernaan dan mendorong keluar sisa-sisa pencernaan.
Setae
digerakkan oleh 2 berkas otot, yaitu : musculus protactor, yang mendorong setae
keluar, dan musculus retractor yang menarik kembali setae masuk ke dalam
rongganya. Kedua berkas musculi ini melekat pada ujung-ujung dalam dari setae.
Jadi cacing tanah bergerak dengan setae dan kontraksi otot-otot dinding tubuh.
b. Sistem Respirasi
Cacing tanah bernapas dengan kulitnya, karena kulitnya bersifat
lembab, tipis, banyak mengandung kapiler-kapiler darah.
c. Sistem Pencernaan
Makanan
Saluran pencernaan cacing tanah sudah lengkap, terdiri atas mulut,
pharynx, esophagus, proventriculus, ventriculus, intestine dan anus. Makanan
cacing tanah terdiri atas sisa-sisa hewan dan tanaman. Cacing tanah mencari
makanannya di luar liang pada saat malam hari. Makanan diambil melalui
mulutnya. Makanan di dalam esophagus tercampur dengan cairan hasil sekresi
kelenjar kapur (calciferous glands) yang terdapat pada dinding esophagus itu.
Dari esophagus, makanan terus masuk ke dalam proventriculus yang merupakan tempat penyimpan makanan
yang bersifat sementara.
Selanjutnya,
makanan masuk ke dalam ventriculus. Disini makanan dicerna menjadi
partikel-partikel halus. Dari ventriculus, partikel makanan ini masuk ke dalam
intestin. Di dalam intestine, makanan akan dicerna lebih lanjut sehingga
menjadi substansi-substansi yang lebih kecil, yang dapat diabsorbsi oleh
dinding intestine tersebut. Dinding intestin mengandung kelenjar-kelenjar yang
menghasilkan enzim-enzim. Karena pengaruh enzim-enzim ini, partikel-partikel
makanan tadi dicernakan menjadi monosakarida, asam lemak dan gliserol, dan asam
amino yang siap untuk diabsorbsi. Senyawa-senyawa tersebut diabsorbsi oleh
dinding intestin dan selanjutnya bersama-sama dengan sirkulasi darah diangkut
ke seluruh bagian-bagian tubuh.
d. Sistem Sirkulasi
Sistem peredaran darah cacing tanah adalah sistem peredaran darah
tertutup. Darah terdiri atas bagian cair yang disebut plasma, dan sel-sel darah
atau korpuskula. Korpuskula terdapat di dalam plasma darah. Eritrosit
mengandung hemoglobin yang mempunyai kemampuan mengikt oksigen.
Pembuluh-pembuluh darah terdiri atas aorta dorsalis, aorta ventralis.
Aorta dorsalis terletak di sebelah dorsal saluran pencernaan dan
mudah terlihat dari luar pada cacing yang hidup sebab kulit tubuh cacing
sedikit transparent. Aorta ventralis terletak di sebelah ventral saluran
pencernaan dan di sebelah dorsal truncus nervosus.
Pada saat darah mengalir menuju ke kulit, hemoglobin mengikat CO2
, CO2 keluar melalui kulit sedangkan O2 dari udara masuk
ke dalam tubuh cacing tanah melalui kulit dan bersenyawa dengan hemoglobin,
membentuk oxyhemoglobin.
e. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi cacing
tanah berupa nephridia (nephridios=ginjal). Pada tiap segmen tubuh terdapat
sepasang nephridia, kecuali 3 segmen yang pertama dan segmen yang terakhir
tidak ada.
f.
Sistem Saraf
Sistem saraf cacing
tanah, terletak di sebelah dorsal pharynx di dalam segmen yang ke 3 dan terditi
atas :
a.
ganglion cerebrale, yang tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf
dengan comissura, terletak di sebelah dorsal pharynx, di dalam segmen ke 3.
b.
berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya.
Dari tiap kelompok
sel-sel tersebut terdapat saraf-saraf yang terinnervasi daerah mulut dan
berpangkal pada ujung anterior tiap kelompok sel tersebut dan cabang saraf yang
menuju ke ventral dan melingkari pharynx.
g.
Organ Sensoris
Cacing tanah tidak
mempunyai mata, tetapi pada kulit tubuhnya terdapat sel-sel saraf tertentu yang
peka terhadap sinar.
5. Sistem Reproduksi Annelida
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan
pembantukan gamet.Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang
kemudian beregenerasi.Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan
individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris).
Cacing tanah bersifat hermaphrodit. Kedua oviductnya terletak di
dalam segmen ke-13 dan infundibulumnya bersilia. Testes terletak di dalam suatu
rongga yang dibentuk oleh dinding-dinding vesicular seminalis.
6. Peranan Annelida
Peranan Annelida dalam kehidupan :
a.
Cacing tanah dapat menyuburkan tanah, karena membantu
menghancurkan tanah dan membantu aerasi tanah.
b.
Cacing palolo dan cacing wawo dimanfaatkan msayarakat
di daerah tertentu dijadikan sSebagai makanan.
c.
Lintah menghasilkan zat hirudin atau zat antikoagulan
atau zat anti pembekuan darah.
7. Klasifikasi
Annelida
Seta berguna untuk bergerak. Dengan dasar ada tidaknya
seta, maka filum ini dibagi menjadi kelas yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan
Hirudinea.
a. Kelas
Polychaeta
Polychaeta tubuhnya
jelas bersegmen-segmen, baik bagian luar maupun bagian dalamnya, coelom umumnya
terbagi oleh septa intersegmental, segmen tubuhnya banyak, mempunyai banyak
setae. Umumnya mempunyai kepala yang dilengkapi sejumlah alat tambahan atau
extremitas hampir bersifat gonochoristis, dengan gonade memanjang di seluruh
tubuh dan fertilisasi eksternal, perkembangannya melalui stadium larva, larva
disebut trochophora.
Ciri
khas kelas polychaeta memiliki banyak rambut pada permukaan tubuhnya. Seta
terdapat pada parapodia di setiap segmen tubuh. Parapodia merupakan
tonjolan kaki yang berfungsi sebagai alat gerak. Pada parapodia juga terdapat insang. Seluruh
anggotanya hidup di air laut (sehingga sering disebut kelabang laut).
Contohnya, cacing palolo (Eunice viridis) dan cacing wawo (Lysidice
oele).
Gambar 1. Kelabang Laut (Sumber: ruangilmu,
2010)
b. Kelas Oligochaeta
Cacing oligochaeta hanya
memiliki sedikit seta. Cacing tersebut hidup di tanah yang lembab atau di air
tawar. Tubuhnya tidak memiliki parapodia. Pergerakannya dilakukan oleh
kontraksi otot yang dibantu oleh seta. Contohnya, cacing tanah (lumbricus
terestris).
Tubuh cacing tanah
disusun oleh 100-180 segmen. Bagian mulut (prostomium) terdapat pada
ujung anterior segmen pertama dan anus pada segmen terakhir. Pada segmen ke-32
sampai ke-37 terdapat penebalan kulit yang disebut klitelum. Klitelum
berfungsi membentuk kokon, yaitu kantong untuk meletakkan sel telur dan
melangsungkan pembuahan. Tubuh cacing tanah memiliki testis dan ovarium.
Walaupun hermafrodit, hewan tersebut melangsungkan pembuahan silang.
Gambar 2. Cacing Tanah (Sumber: ruangilmu,
2010)
c.
Kelas Hirudinea
Kelas hirudinea beradaptasi sebagai hewan
pengisap darah. Pada sekeliling mulut dan anusnya dilengkapi alat penghisap.
Tubuhnya mengandung se-sel kelenjar yang menghasilkan zat antikoagulan
(anti-pembekuan darah) bernama hirudin.
Kelas herudinea tergolong hermafrodit. Meskipun
begitu, hewan tersebut elangsungkan perkawinan secara silang dan pembuahannya
terjadi di kokon. Anggota kelas hirudinea antara lain lintah (hirudo
sp.) dan pacet (haemadipsa sp.). Lintah kebanyakan hidup di air tawar,
sedangkan pacet di darat
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Annelida hidup air
tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat parasit. Simetri
tubuhnya bilateral
simetris. Sistem saraf terdiri dari ganglion otak dihubungkan
dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali. Alat eksresi
disebut nephridium. Respirasi dengan menggunakan epidermis pada seluruh
permukaan tubuh dan berlangsung secara difusi. Sistem peredaran darah tertutup.
2.
Habitat
cacing tanah hidup di dalam
liang dalam tanah yang lembab, subur dan suhunya tidak rendah.
3.
Klasifikasi
Annelida berdasarkan ada tidaknya seta dibagi
menjadi kelas yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
4.
Beberapa jenis Annelida berguna sebagai bahan
makanan. Cacing wawo dan palolo dapat digunakan sebagai sumber protein hewani
bagi manusia,
cacing tanah bermanfaat untuk menyuburkan tanah pertanian.
Lintah dapat digunakan untuk membersihkan nanah pada luka yang telah
terinfeksi. Selain itu, hirudin bermanfaat dalam penyimpanan darah, yaitu untuk
keperluan transfusi darah.
B. Saran
Dengan
memiliki pengetahuan tentang Annelida, mahasiswa disarankan untuk
1.
Lebih
meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar agar cacing tanah tetap
lestari.
2.
Memanfaatkan
cacing tanah sebaik mungkin sehingga dapat berguna bagi masyarakat luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar