BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Coelenterate
sering disebut hewan berongga. Pemberian nama hewan berongga sebetulnya tidak
tepat karena coelenterate adalah hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh yang
sebenarnya (acoelomata), yang
dimiliki hanyalah sebuah rongga sentral yang disebut coelenterons (rongga gasrovaskuler, rongga tempat terjadinya
pencernaan dan pengedaran sari-sari makanan).
Filum Coelenterata
terdiri atas empat kelas. Tiga kelas mempunyai knidoblast, dimasukkan ke dalam
kelompok Cnidaria (terdiri dari kelas hydrozoa,
scypozoa dan anthozoa). Satu kelas lagi tidak memiliki knidoblast dan disebut Acnidaria (kelas Ctenophora).
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian hewan Coelenterata ?
2. Bagaimana
habitat hewan Coelenterata ?
3. Bagaimana
cirri-ciri morfologi hewan Coelenterata
?
4. Bagaimana
cirri-ciri fisiologi hewan Coelenterata
?
5. Bagaimana
sistem reproduksi hewan Coelenterate
?
6. Bagaimana
peranan hewan Coelenterata terhadap
lingkungan ?
7. Bagaimana
klasifikasi hewan Coelenterate ?
C. Tujuan
1. Mengetahui
pengertian hewan Coelenterate.
2. Mengetahui
habitat dari hewan Coelenterata.
3. Mengetahui
cirri-ciri morfologi hewan Coelenterata
.
4. Mengetahui
cirri-ciri fisiologi hewan Coelenterata.
5. Mengetahui
reproduksi hewan Coelenterata.
6. Mengetahui
peranan hewan Coelenterata untuk
lingkungan..
7. Mengetahui
klasifikasi hewan Coelenterata.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Coelenterate
berasal dari bahasa Yunani: koilos + enteron; koilos = rongga, enteron = usus,
sering disebut: hewan berongga. Coelenterate
merupakan hewan yang tidak mempunyai usus yang sesungguhnya, tetapi pemberian
nama dengan istilah “hewan berongga” itupun masih belum cepat, mengingat
coelenterate adalah hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh yang sebenarnya (Coelom), yang di miliki hanyalah sebuah
rongga sentral yang ada didalam tubuh yang disebut coelenteron.
Dalam kenyataan Coelenteron tersebut merupakan alat yang
berfungsi ganda, yaitu sebagai alat pencerna makanan dan sebagai alat pengedar
sari-sari makanan keseluruh bagian tubuh. Diantara jajaran metazoan, Coelenterata merupakan hewan yang paling
rendah tingkatannya, sebab walaupun hewan itu telah memiliki jaringan tubuh
yang definitif, namun mereka belum mempunyai atau memiliki organ maupun system
tubuh. Dinding tubuhnya secara esensial hanya tersusun atas dua lapisan
jaringan, yaitu: lapisan epidermis,
lapisan gastrodermis atau endodermis. Diantara kedua lapisan
tersebut diketemukan dua lapisan yang nonseluler yang bentuknya seperti
agar-agar disebut lapisan mesoglea. Lapisan itu merupakan hasil sekresi dari
lapisan epidermis maupun lapisan gastrodermis. Hampir semua Coelenterata hidup diair laut, hanya
beberapa yang hidup di air tawar. Ada yang hidup terikat dalam satu objek, ada
yang berenang-renang bebas. Bentuknya radial simetris.
BAB III
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Coelenterata
Coelenterata
atau yang juga biasa disebut dengan Cnidaria
adalah filum hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana. Kata Coelenterata berasal dari kata coelos
yang berarti rongga dan enteron yang berarti usus. Jadi, Coelenterata adalah hewan yang memiliki rongga di dalam tubuhnya
yang sekaligus berfungsi sebagai organ pencernaan makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan sederhana karena jaringan
tubuhnya hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal.
Coelenterata (dalam bahasa yunani, coelenteron
= rongga) adalah invertebrata yang memiliki rongga tubuh.Rongga tubuh tersebut
berfungsi sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler).Coeleanterata
disebut juga Cnidaria (dalam bahasa yunani, cnido
= penyengat) karena sesuai dengan cirinya yang memiliki sel penyengat.Sel
penyengat terletak pada tentakel yang terdapat disekitar mulutnya.
Coelenterata memiliki struktur tubuh yang lebih kompleks.Sel-sel
Coelenterata sudah terorganisasi membentuk jaringan dan fungsi dikoordinasi
oleh saraf sederhana.
2.
Habitat dan cara hidup Coelenterata
Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan
hewan kecil di air. Mangsa menempel pada knodosit dan ditangkap oleh tentakel
untuk dimasukkan kedalam mulut. Habitat Coelenterata
seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar. Sebagaian besar hidup
dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda
lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan
bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.
3.
Cirri-ciri
Morfologi Colenterata
Coelenterate mempunyai cirri-ciri morfologi
sebagai berikut:
a. Terdapat sekitar 10.000
spesies Coelenterata yang
sebagian besar hidup di laut.
b. Sebagian hidup secara soliter,
sedangkan sebagian lain hidup berkoloni.
c. Memiliki simetri radial.
d. Memiliki rongga gastrovaskuler yang berfungsi untuk mencerna makanan.
e. Tubuhnya hanya memiliki satu lubang
bukan yang berfungsi sebagai mulut sekaligus anus.
f. Merupakan hewan diploblastik.
g. Mempunyai tentakel yang berfungsi
untuk memasukkan makanan ke dalam mulut.
h. Tentakel dilengkapi dengan sel
penyengat yang disebut dengan knidosit (cnidoblast).
i.
Memiliki
dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa.
4.
Cirri-ciri
Fisiologi Coelenterata
Coelenterata merupakan hewan diploblastik karena tubuhnya memiliki dua
lapisan sel, yaitu ektoderm (epidermis)
dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis). Ektoderm berfungsi sebagai pelindung sedang endoderm berfungsi untuk pencernaan. Sel-sel gastrodermis
berbatasan dengan coelenteron atau gastrosol. Gastrosol adalah pencernaan yang berbentuk kantong. Makanan yang
masuk ke dalam gastrosol akan dicerna dengan bantuan enzim yang dikeluarkan
oleh sel-sel gastrodermis. Pencernaan di dalam gastrosol disebut sebagai
pencernaan ekstraseluler. Hasil pencernaan dalam gasrosol akan ditelan oleh
sel-sel gastrodermis untuk kemudian dicerna lebih lanjut dalam vakuola makanan.
Pencernaan di dalam sel gastrodermis disebut pencernaan intraseluler. Sari
makanan kemudian diedarkan ke bagian tubuh lainnya secara difusi. Begitu pula
untuk pengambilan oksigen dan pembuangan karbondioksida secara difusi. Coelenterata memiliki sistem saraf
sederhana yang tersebar benrbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan
dalam merespon rangsangan. Sistem saraf terdapat pada mesoglea. Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang
terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis. Gastrodermis tersusun
dari bahan gelatin.
Tubuh Coelenterata yang berbentuk polip,
terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan mulut.Mulut dikelilingi oleh tentakel. Coelenterata yang berbetuk medusa tidak
memiliki bagian kaki. Mulut berfungsi untuk menelan makanan dan mengeluarkan
sisa makanan karena Coelenterata tidak memiliki anus.
Tentakel
berfungsi untuk menangkap mangsa dan memasukan makanan ke dalam mulut. Pada
permukaan tentakel terdapat sel-sel yang disebut knidosit (knidosista) atau
knidoblas. Setiap knidosit mengandung kapsul penyengat yang disebut nematokis
(nematosista).
5.
Reproduksi
Coelenterata
Coelenterata melakukan reproduksi dengan dua
cara yaitu:
a. Aseksual (Vegetatif)
Dilakukan dengan membentuk kuncup pada kaki pada fase polip.
Makin lama makin besar, lalu membentuk tentakel. Kuncup tumbuh disekitar kaki
sampai besar hingga induknya membuat kuncup baru. Semakin banyak lalu menjadi
koloni.
b. Seksual (Generatif)
Dilakukan dengan peleburan sel sperma dengan sel ovum
(telur) yang terjadi pada fase medusa. Letak testis di dekat tentakel sedangkan
ovarium dekat kaki. Sperma masak dikeluarkan lalu berenang hingga menuju ovum.
Ovum yang dibuahi akan membentuk zigot. Mula-mula zigot tumbuh di ovarium
hingga menjadi larva. Larva bersilia (planula) berenang meninggalkan induk dan
membentuk polip di dasar perairan.
Gambar: daur Reproduksi Coelenterata
6.
Peranan Coelenterata terhadap Lingkungan
Coelenterata
yang banyak di perairan Indonesia dapat dimanfaatkan untuk dibuat tepung
ubur-ubur, kemudian diolah menjadi bahan kosmetik / kecantikan, dan ada
yang memanfaatkannya sebagai bahan makanan.
Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari aberasi air laut. Di samping itu, karang merupakan tempat persembunyian dan tempat perkembangbiakan ikan.
Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari aberasi air laut. Di samping itu, karang merupakan tempat persembunyian dan tempat perkembangbiakan ikan.
7.
Klasifikasi
Coelenterata
Coelenterata
dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus
hidupnya, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa.
a. Hydrozoa
Hydrozoa berasal dari kata hydra, artinya hewan yang
bentuknya seperti ular. Umumnya hidup soliter atau berkoloni. Soliter berbentuk
polip dan yang berkoloni berbentuk polip dan medusa.
Hydrozoa hidupnya ada yang soliter (terpisah) dan ada yang
berkoloni (berkelompok). Hydrozoa yang soliter mempunyai bentuk polip,
sedangkan yang berkoloni dengan bentuk polip dominan dan beberapa jenis
membentuk medusa. Contoh Hydra dan Obellia.
b. Scyphozoa
Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho = mangkuk, zoa =
hewan) memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya. Medusa
Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur.Medusa umumnya berukuran 2 – 40 cm. Reproduksi
dilakukan secara aseksual dan seksual.Polip yang berukuran kecil menghasilkan
medusa secara aseksual. Contoh Scyphozoa adalah Cyanea dan Chrysaora
fruttescens.
c. Anthozoa
Anthozoa (dalam bahasa yunani, anthus = bunga, zoa = hewan)
memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga. Anthozoa tidak
memiliki bentuk medusa, hanya bentuk polip. Polip Anthozoa berukuran lebih
besar dari dua kelas Coelenterata lainnya.Hidupnya di laut dangkal secara
berkoloni. Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi,
serta reproduksi seksual menghasilkan gamet.
Contoh Anthozoa adalah Tubastrea (koral atau karang),
Acropora, Urticina (Anemon laut), dan turbinaria. Koral hidup di air jernih dan
dangkal karena koral bersimbiosis dengan ganggang. Ganggang memberikan makanan
dan membantu pembentukan rangka pada koral. Sedangkan koral memberikan buangan
yang merupakan makanan bagi ganggang serta perlindungan bagi ganggang dari
herbivora. Rangka koral tersusun dari zat kapur. Rangka koloni dari polip koral
inilah yang membentuk karang pantai (terumbu karang) atau atol (pulau karang).
BAB IV
PENUTUP
A.
Simpulan
Coelenterate
berasal dari bahasa Yunani: koilos + enteron; koilos = rongga, enteron = usus,
sering disebut: hewan berongga. Coelenterate
merupakan hewan yang tidak mempunyai usus yang sesungguhnya, tetapi pemberian
nama dengan istilah “hewan berongga” itupun masih belum cepat, mengingat
coelenterate adalah hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh yang sebenarnya (Coelom), yang di miliki hanyalah sebuah
rongga sentral yang ada didalam tubuh yang disebut coelenteron.
Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan
hewan kecil di air. Mangsa menempel pada knodosit dan ditangkap oleh tentakel
untuk dimasukkan kedalam mulut. Habitat Coelenterata
seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar. Sebagaian besar
hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau
benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan
bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.
Coelenterata dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang dominan
dalam siklus hidupnya, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa.
Coelenterata yang banyak di perairan Indonesia dapat dimanfaatkan untuk
dibuat tepung ubur-ubur, kemudian diolah menjadi bahan kosmetik /
kecantikan, dan ada yang memanfaatkannya sebagai bahan makanan.
Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari aberasi air laut. Di samping itu, karang merupakan tempat persembunyian dan tempat perkembangbiakan ikan.
Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari aberasi air laut. Di samping itu, karang merupakan tempat persembunyian dan tempat perkembangbiakan ikan.
B.
Saran
Kami
menyarankan kepada pembaca agar lebih banyak mencari literature terkait dengan
pembahasan makalah kami ini, yaitu membahas tentang Zoologi Invertebrata “
Phylum Coelenterata”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar