Kamis, 06 Juni 2013

Coelenterata



BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
Coelenterate sering disebut hewan berongga. Pemberian nama hewan berongga sebetulnya tidak tepat karena coelenterate adalah hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh yang sebenarnya (acoelomata), yang dimiliki hanyalah sebuah rongga sentral yang disebut coelenterons (rongga gasrovaskuler, rongga tempat terjadinya pencernaan dan pengedaran sari-sari makanan).
Filum Coelenterata terdiri atas empat kelas. Tiga kelas mempunyai knidoblast, dimasukkan ke dalam kelompok Cnidaria (terdiri dari kelas hydrozoa, scypozoa dan anthozoa). Satu kelas lagi tidak memiliki knidoblast dan disebut Acnidaria (kelas Ctenophora).

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian hewan Coelenterata ?
2.      Bagaimana habitat hewan Coelenterata ?
3.      Bagaimana cirri-ciri morfologi hewan Coelenterata ?
4.      Bagaimana cirri-ciri fisiologi hewan Coelenterata ?
5.      Bagaimana sistem reproduksi hewan Coelenterate ?
6.      Bagaimana peranan hewan Coelenterata terhadap lingkungan ?
7.      Bagaimana klasifikasi hewan Coelenterate ?

C.     Tujuan
1.      Mengetahui pengertian hewan Coelenterate.
2.      Mengetahui habitat dari hewan Coelenterata.
3.      Mengetahui cirri-ciri morfologi hewan Coelenterata .
4.      Mengetahui cirri-ciri fisiologi hewan Coelenterata.
5.      Mengetahui reproduksi hewan Coelenterata.
6.      Mengetahui peranan hewan Coelenterata untuk lingkungan..
7.      Mengetahui klasifikasi hewan Coelenterata.


























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Coelenterate berasal dari bahasa Yunani: koilos + enteron; koilos = rongga, enteron = usus, sering disebut: hewan berongga. Coelenterate merupakan hewan yang tidak mempunyai usus yang sesungguhnya, tetapi pemberian nama dengan istilah “hewan berongga” itupun masih belum cepat, mengingat coelenterate adalah hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh yang sebenarnya (Coelom), yang di miliki hanyalah sebuah rongga sentral yang ada didalam tubuh yang disebut coelenteron.
Dalam kenyataan Coelenteron tersebut merupakan alat yang berfungsi ganda, yaitu sebagai alat pencerna makanan dan sebagai alat pengedar sari-sari makanan keseluruh bagian tubuh. Diantara jajaran metazoan, Coelenterata merupakan hewan yang paling rendah tingkatannya, sebab walaupun hewan itu telah memiliki jaringan tubuh yang definitif, namun mereka belum mempunyai atau memiliki organ maupun system tubuh. Dinding tubuhnya secara esensial hanya tersusun atas dua lapisan jaringan, yaitu: lapisan epidermis, lapisan gastrodermis atau endodermis. Diantara kedua lapisan tersebut diketemukan dua lapisan yang nonseluler yang bentuknya seperti agar-agar disebut lapisan mesoglea. Lapisan itu merupakan hasil sekresi dari lapisan epidermis maupun lapisan gastrodermis. Hampir semua Coelenterata hidup diair laut, hanya beberapa yang hidup di air tawar. Ada yang hidup terikat dalam satu objek, ada yang berenang-renang bebas. Bentuknya radial simetris.








BAB III
PEMBAHASAN
1.                  Pengertian Coelenterata
Coelenterata atau yang juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana. Kata Coelenterata berasal dari kata coelos yang berarti rongga dan enteron yang berarti usus. Jadi, Coelenterata adalah hewan yang memiliki rongga di dalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi sebagai organ pencernaan makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan sederhana karena jaringan tubuhnya hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal.
Coelenterata (dalam bahasa yunani, coelenteron = rongga) adalah invertebrata yang memiliki rongga tubuh.Rongga tubuh tersebut berfungsi sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler).Coeleanterata disebut juga Cnidaria (dalam bahasa yunani, cnido = penyengat) karena sesuai dengan cirinya yang memiliki sel penyengat.Sel penyengat terletak pada tentakel yang terdapat disekitar mulutnya.
Coelenterata memiliki struktur tubuh yang lebih kompleks.Sel-sel Coelenterata sudah terorganisasi membentuk jaringan dan fungsi dikoordinasi oleh saraf sederhana.

2.                  Habitat dan cara hidup Coelenterata
Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil di air. Mangsa menempel pada knodosit dan ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan kedalam mulut. Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar. Sebagaian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.

3.                  Cirri-ciri Morfologi Colenterata
Coelenterate mempunyai cirri-ciri morfologi sebagai berikut:
a.       Terdapat sekitar 10.000 spesies  Coelenterata yang sebagian besar hidup di laut.
b.      Sebagian hidup secara soliter, sedangkan sebagian lain hidup berkoloni.
c.       Memiliki simetri radial.
d.      Memiliki rongga gastrovaskuler yang berfungsi untuk mencerna makanan.
e.       Tubuhnya hanya memiliki satu lubang bukan yang berfungsi sebagai mulut sekaligus anus.
f.       Merupakan hewan diploblastik.
g.      Mempunyai tentakel yang berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam mulut.
h.      Tentakel dilengkapi dengan sel penyengat yang disebut dengan knidosit (cnidoblast).
i.        Memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa.

4.                  Cirri-ciri Fisiologi Coelenterata
Coelenterata merupakan hewan diploblastik karena tubuhnya memiliki dua lapisan sel, yaitu ektoderm (epidermis) dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis). Ektoderm berfungsi sebagai pelindung sedang endoderm berfungsi untuk pencernaan. Sel-sel gastrodermis berbatasan dengan coelenteron atau gastrosol. Gastrosol adalah pencernaan yang berbentuk kantong. Makanan yang masuk ke dalam gastrosol akan dicerna dengan bantuan enzim yang dikeluarkan oleh sel-sel gastrodermis. Pencernaan di dalam gastrosol disebut sebagai pencernaan ekstraseluler. Hasil pencernaan dalam gasrosol akan ditelan oleh sel-sel gastrodermis untuk kemudian dicerna lebih lanjut dalam vakuola makanan. Pencernaan di dalam sel gastrodermis disebut pencernaan intraseluler. Sari makanan kemudian diedarkan ke bagian tubuh lainnya secara difusi. Begitu pula untuk pengambilan oksigen dan pembuangan karbondioksida secara difusi. Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar benrbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan. Sistem saraf terdapat pada mesoglea. Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis. Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.
Tubuh Coelenterata yang berbentuk polip, terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan mulut.Mulut dikelilingi oleh tentakel. Coelenterata yang berbetuk medusa tidak memiliki bagian kaki. Mulut berfungsi untuk menelan makanan dan mengeluarkan sisa makanan karena Coelenterata tidak memiliki anus.
Tentakel berfungsi untuk menangkap mangsa dan memasukan makanan ke dalam mulut. Pada permukaan tentakel terdapat sel-sel yang disebut knidosit (knidosista) atau knidoblas. Setiap knidosit mengandung kapsul penyengat yang disebut nematokis (nematosista).

5.                  Reproduksi Coelenterata
Coelenterata melakukan reproduksi dengan dua cara yaitu:
a.       Aseksual (Vegetatif)
Dilakukan dengan membentuk kuncup pada kaki pada fase polip. Makin lama makin besar, lalu membentuk tentakel. Kuncup tumbuh disekitar kaki sampai besar hingga induknya membuat kuncup baru. Semakin banyak lalu menjadi koloni.
b.      Seksual (Generatif)
Dilakukan dengan peleburan sel sperma dengan sel ovum (telur) yang terjadi pada fase medusa. Letak testis di dekat tentakel sedangkan ovarium dekat kaki. Sperma masak dikeluarkan lalu berenang hingga menuju ovum. Ovum yang dibuahi akan membentuk zigot. Mula-mula zigot tumbuh di ovarium hingga menjadi larva. Larva bersilia (planula) berenang meninggalkan induk dan membentuk polip di dasar perairan.

Gambar: daur Reproduksi Coelenterata
6.                  Peranan  Coelenterata terhadap Lingkungan
Coelenterata yang banyak di perairan Indonesia dapat dimanfaatkan untuk dibuat tepung ubur-ubur, kemudian diolah menjadi bahan kosmetik / kecantikan,  dan ada yang memanfaatkannya sebagai bahan makanan.
Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari aberasi air laut. Di samping itu, karang merupakan tempat persembunyian dan tempat perkembangbiakan ikan.

7.                  Klasifikasi Coelenterata
Coelenterata dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa.
a.       Hydrozoa
Hydrozoa berasal dari kata hydra, artinya hewan yang bentuknya seperti ular. Umumnya hidup soliter atau berkoloni. Soliter berbentuk polip dan yang berkoloni berbentuk polip dan medusa.
Hydrozoa hidupnya ada yang soliter (terpisah) dan ada yang berkoloni (berkelompok). Hydrozoa yang soliter mempunyai bentuk polip, sedangkan yang berkoloni dengan bentuk polip dominan dan beberapa jenis membentuk medusa. Contoh Hydra dan Obellia.

b.      Scyphozoa
Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho = mangkuk, zoa = hewan) memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya. Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur.Medusa umumnya berukuran 2 – 40 cm. Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual.Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara aseksual. Contoh Scyphozoa adalah Cyanea dan Chrysaora fruttescens.

c.       Anthozoa
Anthozoa (dalam bahasa yunani, anthus = bunga, zoa = hewan) memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa, hanya bentuk polip. Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya.Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni. Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan gamet.
Contoh Anthozoa adalah Tubastrea (koral atau karang), Acropora, Urticina (Anemon laut), dan turbinaria. Koral hidup di air jernih dan dangkal karena koral bersimbiosis dengan ganggang. Ganggang memberikan makanan dan membantu pembentukan rangka pada koral. Sedangkan koral memberikan buangan yang merupakan makanan bagi ganggang serta perlindungan bagi ganggang dari herbivora. Rangka koral tersusun dari zat kapur. Rangka koloni dari polip koral inilah yang membentuk karang pantai (terumbu karang) atau atol (pulau karang).
























BAB IV
PENUTUP
A.    Simpulan
Coelenterate berasal dari bahasa Yunani: koilos + enteron; koilos = rongga, enteron = usus, sering disebut: hewan berongga. Coelenterate merupakan hewan yang tidak mempunyai usus yang sesungguhnya, tetapi pemberian nama dengan istilah “hewan berongga” itupun masih belum cepat, mengingat coelenterate adalah hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh yang sebenarnya (Coelom), yang di miliki hanyalah sebuah rongga sentral yang ada didalam tubuh yang disebut coelenteron.
Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil di air. Mangsa menempel pada knodosit dan ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan kedalam mulut. Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar. Sebagaian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.
Coelenterata dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa.
Coelenterata yang banyak di perairan Indonesia dapat dimanfaatkan untuk dibuat tepung ubur-ubur, kemudian diolah menjadi bahan kosmetik / kecantikan,  dan ada yang memanfaatkannya sebagai bahan makanan.
Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari aberasi air laut. Di samping itu, karang merupakan tempat persembunyian dan tempat perkembangbiakan ikan.



B.     Saran
Kami menyarankan kepada pembaca agar lebih banyak mencari literature terkait dengan pembahasan makalah kami ini, yaitu membahas tentang Zoologi Invertebrata “ Phylum Coelenterata”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar